CIANJUR NEWS- Mahasiswa Magister Manajemen Bencana (MMB) Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kabupaten Cianjur dari tanggal 7 hingga 11 Oktober 2024.
Penelitian tentang kebijakan kesiapsiagaan, rehabilitasi, dan penanggulangan gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada tanggal 21 November 2022 adalah fokus dari kegiatan ini.
PKL ini diikuti oleh sebelas mahasiswa MMB semester 2 dan 3, dengan arahan dari dua dosen pendamping, Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si., M.Si., dan Dr. Retnadi Heru Jatmiko, M.Si.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan kebijakan kebencanaan di Kabupaten Cianjur.
Muhamad Irfan Nurdiansyah, Taaj Nabil, dan L. R. Riska Iin Oktarina N. masing-masing memimpin tim PKL, yang terdiri dari tiga kelompok dengan fokus yang berbeda: tim kebijakan, tim rehabilitasi, dan tim kesiapsiagaan.
Latar Belakang: Pada tanggal 21 November 2022, gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, berkekuatan 5,6 skala Richter, menyebabkan banyak kerusakan. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut diperkirakan setidaknya 600 orang dan melukai lebih dari 7.700 orang lainnya. Akibat kerusakan infrastruktur seperti rumah, sekolah, dan fasilitas umum, lebih dari 138.000 orang harus mengungsi. Kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai Rp 5,3 triliun (Bappenas, 2023).
Cianjur dikenal memiliki potensi bencana yang tinggi, terutama gempa bumi. Masyarakatnya, yang sebagian besar tinggal di daerah rawan gempa, sering kali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Salah satu faktor utama yang menyebabkan banyaknya korban dan kerusakan saat bencana adalah kegagalan pendidikan. Akibatnya, PKL yang dilakukan oleh mahasiswa MMB UGM di Cianjur sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan evaluasi kebijakan penanggulangan bencana di daerah .
Tujuan Penelitian PKL MMB UGM: PKL ini bertujuan untuk mengajak tindakan yang telah diambil oleh pemerintah daerah dan masyarakat dalam menangani gempa bumi, dengan fokus pada tiga aspek utama: kebijakan, rehabilitasi, dan kesiapsiagaan.
1. Tim Kebijakan:
Evaluasi Kebijakan Pemerintah Daerah, dipimpin oleh Muhamad Irfan Nurdiansyah, atau cak irfan. Tim ini berkonsentrasi pada evaluasi kebijakan pemerintah Kabupaten Cianjur saat menghadapi gempa bumi 2022.
Mereka mempelajari lebih lanjut tentang kebijakan tanggap darurat saat bencana, termasuk cara pemerintah menangani krisis dan memberikan bantuan kepada korban. Selain itu, kelompok ini mempelajari kebijakan jangka panjang yang diambil oleh Pemkab Cianjur, khususnya yang berkaitan dengan perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang lebih lanjut.
Selama PKL, tim kebijakan melakukan wawancara mendalam dengan lembaga terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Wawancara ini memberikan gambaran tentang bagaimana koordinasi antarinstansi dilakukan selama krisis dan tindakan apa yang telah diambil untuk memperkuat kebijakan penanggulangan bencana di masa depan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk perubahan kebijakan yang lebih responsif dan efisien.
Penilaian Program Rehabilitasi Pasca-Gempa: Taaj Nabil memimpin tim rehabilitasi, yang berkonsentrasi pada evaluasi program rehabilitasi yang telah dilaksanakan setelah gempa Cianjur. Mereka melakukan pengamatan di lapangan dan melakukan wawancara dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Cianjur, khususnya mengenai pembangunan Hunian Tetap (Huntap) di Babakan Karet dan Cijedil, yang merupakan pusat relokasi bagi warga yang terkena dampak.
Selain itu, tim rehabilitasi berbicara langsung dengan masyarakat untuk mengetahui bagaimana mereka menerima bantuan dan bagaimana proses rehabilitasi mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Tim ini menilai apakah program rehabilitasi telah berhasil memperbaiki infrastruktur dan memperbaiki kondisi sosial-ekonomi masyarakat.
Diharapkan hasil evaluasi ini akan membantu memperbaiki program rehabilitasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang terdampak bencana.
Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Di bawah pimpinan L. R. Riska Iin Oktarina N, tim kesiapsiagaan melihat seberapa siap masyarakat Cianjur untuk menghadapi gempa bumi di masa mendatang. Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana dan kesiapan mereka untuk mengungsi saat terjadi gempa, mereka menyebarkan kuesioner di Hunian Tetap Babakan Karet dan Cijedil.
Selain itu, tim ini menentukan kapan efektif simulasi bencana dan sistem peringatan dini yang telah digunakan di wilayah tersebut. [Nada]***
0 Comments