Cianjur News]*Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Helmi Nasaruddin Umar menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan pendidikan inklusi.
Hal ini Helmi Nasaruddin Umar tegaskan saat memberikan sambutan pada Seminar Kesehatan, serta Pemeriksaan Telinga dan Pendengaran di Semarang, Rabu (26/2/2025). Acara yang dihelat Kanwil Kemenag Jawa Tengah ini mengusung tema “Mewujudkan Perawatan Telinga dan Pendengaran bagi Semua Orang”.
Seminar Kesehatan yang diadakan untuk memperingati Hari Pendengaran Sedunia. DWP Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah menggandeng Perhimpunan Dokter Spesialis THT Indonesia (PERHATI) Cabang Jawa Tengah Utara dan Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Wilayah Jawa Tengah.
"DWP Kemenag RI berkomitmen untuk terus mendukung pendidikan inklusif dan memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas,” tegas Helmi Nasaruddin Umar di Aula Majeng Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah.
Hadir, Ketua Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Pusat, Supriyono, serta perwakilan Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Provinsi Jawa Tengah dan tamu undangan.
Menurut Helmi Nasaruddin Umar, kepedulian terhadap penyandang disabilitas merupakan program utama DWP Kemenag. Helmi juga meminta jajaran DWP Kemenag, pusat hingga daerah,untuk fokus dalam memberikan dukungan pendidikan bagi penyandang disabilitas di lembaga pendidikan agama dan keagamaan, selain juga memperkuat program kesehatan dan pendidikan anak usia dini.
Sebagai bentuk keseriusan DWP Kemenag dalam mendukung pengembangan pendidikan inklusi adalah mengukuhkan Bunda Inklusi di setiap wilayah. Salah satunya adalah mengukuhkan Ketua DWP Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Ade Komaria Saiful Mujab, sebagai Bunda Inklusi. Dikukuhkan juga, para Ketua DWP Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah sebagai Bunda RA, Bunda Inklusi, dan Duta Pendengaran.
“Dengan adanya Bunda Inklusi di setiap wilayah, diharapkan semakin banyak madrasah yang mampu menyediakan layanan pendidikan yang inklusif dan ramah bagi semua peserta didik, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus," ujar Hj. Helmi Nasaruddin Umar.
Ketua Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Pusat, Supriyono, mengapresiasi DWP Kemenag yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan inklusif di madrasah.
"Saat ini terdapat 83 Madrasah Inklusi di Jawa Tengah dengan 458 Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK), termasuk 9 anak tuli. Kami berharap ke depan akan ada kerja sama yang lebih erat antara DWP di semua tingkatan, PERHATI Jawa Tengah, dan FPMI, sehingga layanan pendidikan dan lingkungan inklusif semakin berkembang dan lebih baik lagi," ungkap Supriyono.
Dengan adanya pengukuhan ini, diharapkan seluruh Ketua DWP di tingkat provinsi dan kabupaten/kota semakin berperan aktif dalam mendukung kebijakan inklusif, baik di sektor pendidikan maupun dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan pendengaran.[Rahma/Cianjur]***
0 Comments