Peneliti Temukan Ikan Wader Buta di Kedalaman Gua Cisodong

 


Cianjur News]*Pada Agustus 2020, peneliti gua M Iqbal Willyanto bersama tim dari Latgab Caving Jabodetabek, Indonesian Speleological Society (ISS), dan Gema Balantara melakukan ekspedisi ke Gua Cisodong 1, sebuah gua vertikal yang terletak di kawasan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gua ini terkenal memiliki struktur yang menantang dengan serangkaian ruang curam yang dihubungkan oleh jurang-jurang terjal. Di bagian terdalam gua ini, mereka menemukan sesuatu yang luar biasa: sekelompok ikan tanpa mata yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya. Alih-alih memiliki rongga mata, area yang seharusnya menjadi tempat mata mereka tertutup oleh kulit. Ikan yang sekilas mirip wader perak ini ditemukan di dalam gua, tepatnya di beberapa kolam kecil yang berada di lantai gua pada dua lokasi berbeda dengan kedalaman yang bervariasi. Lokasi pertama berada di kedalaman sekitar 27 meter dari pintu masuk gua. Di tempat ini, tim peneliti menemukan dua ekor ikan yang hidup dalam kolam kecil. Lokasi kedua berada lebih dalam, yaitu sekitar 51,6 meter dari permukaan, di mana lebih dari 20 ekor ikan serupa ditemukan di kolam dengan aliran air yang sangat lambat.  Yang menarik, selain tidak memiliki mata, semua ikan yang ditemukan juga tidak tidak berpigmen, yang menunjukkan bahwa mereka telah beradaptasi dengan lingkungan gua yang gelap total. Meski ikan-ikan ini berhasil direkam dalam format foto dan video, pada saat itu tidak ada spesimen yang dikoleksi untuk penelitian lebih lanjut

Dua tahun kemudian, pada Juli 2022, Iqbal dan timnya kembali ke gua yang sama untuk melanjutkan penelitian. Mereka berhasil mengumpulkan dua spesimen ikan dari kolam pertama yang telah didokumentasikan sebelumnya pada tahun 2020. Kemungkinan besar, ikan yang berhasil dikoleksi ini adalah individu yang sama dengan yang diamati dua tahun sebelumnya.  Namun, karena akses ke bagian lebih dalam gua cukup sulit, tim hanya mengambil sampel dari kolam yang berada di kedalaman 27 meter dan tidak mencoba menjangkau lokasi yang lebih dalam. Sampel ini kemudian diserahkan ke tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang terdiri dari Kunto Wibowo peneliti ikan, Cahyo Rahmadi, peneliti gua, Anik Budhi Dharmayanthi, peneliti biosistematik dan evolusi, serta Daniel Natanael Lumbantobing yang juga merupakan peneliti ikan. Temuan ini menarik perhatian para ilmuwan, karena mengungkap keberadaan spesies baru yang tidak dikenal sebelumnya. Hasil penelitian kemudian dipublikasikan pada tanggal 24 Februari dalam jurnal ilmiah ZooKeys.  Setelah melalui berbagai studi morfologi, spesies baru ini resmi diberi nama Barbodes klapanunggalensis, atau lebih dikenal sebagai wader gua buta Klapanunggal, sebagai penghormatan terhadap daerah tempat penemuannya. Ciri-Ciri dan Adaptasi Hidup di Gua Barbodes klapanunggalensis memiliki ciri khas yang membedakannya dari spesies lain dalam genus Barbodes. Beberapa karakteristik utama dari ikan ini antara lain: Tidak memiliki mata: Rongga mata tertutup sepenuhnya oleh kulit, menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan gua yang gelap. Tubuh tidak berpigmen: Ikan ini memiliki warna putih keperakan dengan sirip yang tembus pandang. Ketiadaan pigmen ini merupakan ciri khas hewan yang hidup di lingkungan tanpa cahaya. Sirip yang panjang: Sirip dada dan perutnya relatif panjang dengan ujung yang saling tumpang tindih, membantu mereka bergerak di air dengan efisien. Ukuran tubuh: Dapat tumbuh hingga panjang sekitar 7,5 cm, dengan kepala berbentuk bulat dan dilengkapi dengan beberapa sungut di sekitar mulutnya. Perilaku unik: Ikan ini cenderung diam dalam air tenang tetapi menjadi lebih aktif ketika airnya terganggu, menunjukkan mekanisme pertahanan yang khas.

Habitat dan Ancaman Spesies ini ditemukan hidup di kolam-kolam dalam gua yang berada pada kedalaman 27 hingga 51 meter di bawah permukaan tanah. Habitatnya terdiri dari air yang jernih dengan partikel tanah liat halus dan terhubung dengan sistem sungai bawah tanah musiman. Sayangnya, meskipun baru ditemukan, spesies ini sudah dianggap terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan status ini meliputi: Distribusi yang terbatas: Hingga saat ini, wader gua buta Klapanunggal hanya ditemukan di Gua Cisodong 1. Habitat yang spesifik: Lingkungan gua yang unik membuat ikan ini sangat rentan terhadap perubahan ekosistem. Ancaman industri ekstraktif: Aktivitas manusia, terutama eksploitasi sumber daya di sekitar kawasan karst Klapanunggal, berpotensi merusak habitatnya.

Perbandingan dengan Spesies Lain dalam Genus Barbodes Barbodes klapanunggalensis memiliki beberapa perbedaan signifikan dibandingkan dengan spesies lain dalam genus Barbodes, seperti B. microps (Jawa) dan B. pyrpholeos (Filipina).[Rahma/Cianjur]***


Post a Comment

0 Comments