Seberapa Efektifkah Diet Tanpa Nasi untuk Turunkan BB? Ternyata Masih Banyak Orang yang Salah Kaprah

 


TRIBUNJABAR.ID - Terkadang bagi sebagian orang bulan puasa menjadi momen untuk menurunkan berat badan.
Banyak orang kemudian menerapkan pola diet mengurangi bahkan tidak makan nasi putih sama sekali.
Lalu, seberapa efektif kah diet tanpa nasi?
Ahli gizi Dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, menuturkan, banyak orang sering salah kaprah bahwa diet dengan tidak makan nasi bisa menurunkan berat badan.
Sementara, tetap makan jenis karbohidrat lain seperti tepung, konsumsi makanan dan minuman manis, maka berat badan tetap naik.
Gula dan tepung memiliki kalori lebih besar daripada kalori dari nasi.
"Kadang-kadang seringkali keluhan, tidak makan nasi tapi kok berat badan lebih naik. Itu mungkin tidak memahami jenis karbohidrat jenis lainnya sebenernya kalau lebih tinggi kalorinya," kata dia ditemui awak media di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Pada orang dewasa kebutuhan karbohidrat rata-rata 130 gram per hari.
Kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan jenis karbohidrat lainnya seperti ubi, singkong maupun jagung.
"Karbohidrat itu adalah 130 gram per hari. Bahkan porsi kebutuhan karbohidrat itu adalah paling besar, 45-60 persen untuk badan. Karena hampir semua sel itu butuh glukosa," tutur ahli gizi lulus Universitas Indonesia.
Ia mengingatkan, saat orang kekurangan karbohidrat maka akan berdampak pada kehilangan konsentrasi dalam kegiatan sehari-hari.
"Kalau kurang, ini tidak ada energinya, sel-selnya, tidam bisa bekerja, otaknya tidaj bisa bekerja. Tidak bisa konsentrasi, terutama otak dan lain-lain. Jadi hati-hati, pengaruhnya sedemikian. Apalagi hati-hati untuk pasien-pasien diabetes yang on terapi," urai Mulianah.
Mulianah menegaskan, agar diet bisa menjadi lifestyle dan jangka panjang, kuncinya adalah harus enak dan nyaman.
Jika diet tidak nyaman akan berisiko stres eating hingga gangguan psikologis.
“Diet itu pengaturan pola makan, patokannya bukan hanya untuk menurunkan berat badan. Diet itu perlu menjadi lifestyle harus nyaman. Agar diet menjadi nyaman kuncinya itu 4,” ungkap dia.
Pertama makanan harus Enak, kedua harus realistis, ketiga jadwal flexibel serta diet dapat menunjang kesehatan.
“Mau diet apapun, diet itu harus balance, tahu mana kebutuhan yang dimaksimalkan dan diminimalkan. Diet si A belum tentu cocok dengan diet si B. Diet itu harus nyaman bagi yang menjalankannya dengan harapan bisa berlangsung jangka panjang,” kata Mulianah.
[naila/tribunjbara.id]


Post a Comment

0 Comments