Instruksi Presiden Soal Efisiensi Anggaran, Ketua PHRI Cianjur: Akan Berdampak pada Hotel dan Restoran


Cianjur News - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DPC Kabupaten Cianjur mengaku akan terdampak signifikan akibat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran belanja negara. Kebijakan ini diperkirakan akan mengurangi perjalanan dinas, yang berpotensi membuat hotel dan restoran di Cianjur sepi pengunjung.  

Ketua PHRI DPC Kabupaten Cianjur, Nano Indra Praja menjelaskan, bahwa pengurangan anggaran perjalanan dinas akan sangat memengaruhi sektor pariwisata di Cianjur.  

"Perjalanan dinas dan kunjungan yang biasanya menjadi sumber tamu hotel dan restoran kemungkinan besar akan berkurang. Sejak Februari 2025, efisiensi anggaran ini mulai diberlakukan, sehingga kami harus bersiap menghadapi dampaknya," ujarnya, Kamis (13/2).  

Nano menyadari bahwa kebijakan ini harus dijalankan, sehingga pelaku usaha di sektor pariwisata perlu beralih dari segmen pasar pemerintahan (gapermen) ke segmen lain yang lebih beragam.

"Teman-teman pelaku usaha perlu beralih dari segmentasi pasar gapermen ke segmen lain seperti korporat, tour and travel, individual, pendidikan, dan lainnya," jelasnya.  

Menurut Nano, salah satu cara untuk beradaptasi adalah dengan meningkatkan pelayanan di hotel dan restoran, serta menawarkan berbagai menu promosi dan atraksi yang menarik bagi wisatawan.  

"Fokus sekarang harus beralih ke segmen individual. Walaupun kunjungan dari pemerintah tidak sepenuhnya hilang, jumlahnya akan sangat berkurang. Karena itu, kita perlu menggantinya dengan menarik segmen individual," tambahnya.  

Nano juga menekankan pentingnya meningkatkan kualitas pelayanan kamar, menetapkan harga yang kompetitif, dan menyajikan makanan dengan kualitas terbaik. Selain itu, menawarkan paket wisata dan atraksi menarik dapat membantu menarik segmen pasar yang berbeda.  

"Kami harus memberikan pelayanan terbaik, menawarkan harga yang kompetitif, dan mempromosikan obyek wisata atau atraksi lokal agar bisa menarik segmen pasar yang baru," ujarnya.  

Nano berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini agar tidak terlalu berdampak buruk pada sektor pariwisata.  

"Semoga sektor pariwisata tidak terpuruk akibat kebijakan ini. Kami berharap pemerintah bisa bijak dalam menyikapi situasi yang ada dan mempertimbangkan dampaknya terhadap perekonomian lokal," pungkasnya.[Rahma/Cianjur]***

Post a Comment

0 Comments