CIANJUR NEWS – Momentum bulan Ramadhan membawa berkah tersendiri bagi para perajin lentera Gentur, lampu hias yang telah menjadi ikon Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lonjakan permintaan selama bulan suci ini tak hanya mendongkrak penjualan, tetapi juga menghidupkan kembali semangat industri kerajinan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun di Kampung Gentur, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Cianjur. Permintaan pasar untuk lentera khas ini tidak hanya datang dari dalam kota, tetapi juga dari berbagai daerah, terutama wilayah Jabodetabek. Biasanya, pesanan digunakan sebagai dekorasi interior di pusat perbelanjaan, hotel, restoran, hingga gedung perkantoran.
Selain itu, kerajinan ini juga banyak diminati oleh pengusaha event organizer dan wedding organizer sebagai properti dekorasi acara.
"Alhamdulillah, ada peningkatan. Hingga saat ini, sudah terjual 300 unit. Padahal, tahun lalu penjualan selama Ramadhan cenderung lesu," ujar Asep (35), seorang perajin lentera Gentur, saat ditemui di gerainya di Kampung Gentur, Rabu (12/3/2025) petang. Asep menjual lentera Gentur dengan harga mulai dari Rp 150.000 hingga jutaan rupiah, bergantung pada desain dan ukuran. Semakin rumit proses pembuatannya, semakin tinggi pula harganya. Selain itu, jenis bahan yang digunakan juga memengaruhi harga jual. "Misalnya, untuk satu set lentera model lilin, harganya berkisar antara Rp 850.000 hingga Rp 1,5 juta. Biasanya, bahannya terbuat dari kuningan," katanya.
Selama ini, Asep memproduksi berbagai jenis lentera, mulai dari model kristal, terarium, storlop, hingga model lokal seperti balon, janur, dan nangka. "Namun, khusus di momen Ramadhan ini, yang paling banyak dipesan itu yang model lentera Timur Tengah, Maroko, serta model lilin," ujarnya.
Ciri khas lentera Ciri khas lentera Gentur terletak pada bahan dan teknik pembuatannya.
Proses pengerjaan yang rumit membuat setiap detail harus diperhatikan dengan cermat. Lempengan kuningan dibentuk dengan teknik tatah dan diukir secara manual, kemudian dipadukan dengan kaca es berwarna yang dipotong presisi, supaya menciptakan efek pencahayaan yang artistik. Motifnya pun beragam, mulai dari pola geometris hingga ornamen bernuansa Islami, yang sering dikaitkan dengan estetika Timur Tengah dan budaya Sunda. [Arifin/Kompas.Com]
0 Comments