TRIBUNJABAR.ID,CIANJUR - Inilah sosok Dede Sulaeman, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di Cianjur, Jawa Barat, yang viral karena mengajarkan siswa menyetrika baju.
Viralnya Dede Sulaeman bermula ketika ia membagikan video dirinya mengajar melalui akun Instagram @de.desul.
Dalam video tersebut, Dede Sulaeman tidak sedang mengajar di luar ruang kelas seperti kebanyakan materi pembelajaran PJOK.
Sebaliknya, Dede Sulaeman mengajar di ruang kelas. Ia mengajarkan materi menyetrika sekaligus melipat baju.
Para murid pun turut mempraktikkan materi menyetrika baju dengan panduan dari Dede Sulaeman.
Baik siswa laki-laki maupun perempuan sama-sama mengerjakan materi tersebut.
Sontak, video tersebut menjadi viral dan menarik perhatian dari para warganet.
Hingga artikel ini ditulis, Selasa (11/2/2025), video viral guru PJOK mengajarkan menyetrika baju tersebut sudah dilihat lebih dari 2,8 juta kali.
Banyak yang menilai bahwa materi tersebut sangatlah inovatif dan berguna bagi kehidupan para murid telak.
Warganet juga memuji Dede Sulaeman yang melawan stigma pekerjaan domestik hanyalah untuk perempuan. Melainkan, sebuah keterampilan hidup yang harus dimiliki semua orang.
Lantas, siapakah sosok Dede Sulaeman?
Dilansir dari Kompas.com, Dede Sulaeman adalah guru PJOK di SD Negeri Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dede adalah satu-satunya guru PJOK di sekolah tersebut sehingga memang kelas 1 sampai 6.
Ia adalah alumni Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah menggeluti profesi sebagai guru PJOK sejak tahun 2014.
Banyak yang menilai bahwa materi tersebut sangatlah inovatif dan berguna bagi kehidupan para murid telak.
Warganet juga memuji Dede Sulaeman yang melawan stigma pekerjaan domestik hanyalah untuk perempuan. Melainkan, sebuah keterampilan hidup yang harus dimiliki semua orang.
Lantas, siapakah sosok Dede Sulaeman?
Dilansir dari Kompas.com, Dede Sulaeman adalah guru PJOK di SD Negeri Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dede adalah satu-satunya guru PJOK di sekolah tersebut sehingga memang kelas 1 sampai 6.
Ia adalah alumni Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah menggeluti profesi sebagai guru PJOK sejak tahun 2014.
Pada tahun 2022, Dede Sulaeman mengikuti program Guru Penggerak yang menjadi modal pelatihan untuk mengenmbangkan metode pembelajaran unik bagi murid-muridnya.
Motivasi utama Dede Sulaeman memberikan materi pembelajaran unik ini yakni ingin membekali murid-muridnya keterampilan hidup.
"Harapan saya, anak-anak tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga memiliki keterampilan hidup yang berguna bagi masa depan mereka," kata Dede Sulaeman, Senin (10/2/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Kemandirian harus dilatih sejak dini," tambah dia.
Selain itu, Dede Sulaeman juga ingin mengubah pandangan masyarakat mengenai guru PJOK yang selama ini identik dengan aktivitas olahraga di lapangan.
"Pada prinsipnya, saya ingin mengajar murid-murid dengan cara yang menarik, menyenangkan, dan tentunya bermakna bagi mereka," ujarnya.
Sejak menjadi Guru Penggerak, program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, cara pandangnya terhadap metode pembelajaran berubah drastis.
Ia pun mulai memikirkan serta merancang strategi untuk mengimplementasikan elemen-elemen dalam kurikulum dalam tugasnya sebagai guru PJOK.
Cara Mengajar
Dalam materi pembelajaran ini, Dede Sulaeman terlebih dulu memberikan penjelasan mengenai setrika.
"Saya jelaskan jika alat ini dapat mengubah arus tenaga listrik menjadi panas sehingga harus berhati-hati saat menggunakannya," kata Dede.
Jumlah setrika yang terbatas membuat para murid rela mengantre untuk mencoba menyetrika baju, sebuah pengalaman baru yang menantang bagi mereka.
"Tak lupa juga diajarkan cara mengambil baju dari lemari agar tetap rapi. Rak di kelas ini saya modifikasi agar menyerupai lemari anak-anak di rumah," ujarnya.
Dede juga menyebutkan bahwa banyak anak yang belum pernah menggunakan setrika sebelumnya.
"Karenanya, disimulasikan dulu tanpa aliran listrik supaya motorik mereka terbiasa," ucapnya.
Dede menjelaskan bahwa metode pembelajaran ini merupakan pengembangan dari capaian pembelajaran pada elemen hidup sehat.
"Saya sengaja memilih materi tentang menjaga kebersihan pakaian agar anak-anak lebih peduli terhadap kesehatannya, khususnya melalui pakaian yang mereka kenakan," kata Dede.
Tuai Apresiasi
Dede bersyukur karena lingkungan sekolah mendukung penuh metodenya, mulai dari kepala sekolah, rekan sejawat, peserta didik, hingga orang tua murid.
"Alhamdulillah, orang tua murid senang dengan metode ini. Mereka mengatakan, anak-anaknya menjadi lebih rajin dan bertanggung jawab di rumah," katanya.
Dengan semangat untuk terus berinovasi, Dede berkomitmen untuk menciptakan terobosan baru dalam metode pembelajaran.
"Jika metode yang saya terapkan ini mendapat apresiasi dari masyarakat, tentu hal itu menjadi motivasi bagi saya untuk terus berinovasi dalam menciptakan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi peserta didik," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Cinyawar, Ernawati juga mengapresiasi dedikasi Dede Sulaeman dalam mengajar.
Terlebih, metode pembelajaran yang diterapkan Dede menjadi perhatian publik dan diapresiasi sebagai langkah positif di dunia pendidikan.
"Bangga, berarti guru kami telah berusaha dan berhasil dengan metode pembelajaran yang membuat anak-anak senang serta bermakna bagi mereka," ucap Ernawati, Senin.
Sebagai pimpinan, Ernawati mendukung penuh langkah gurunya ini dan berharap metode ini dapat diadopsi oleh guru lain.
"Karena anak-anak jadi belajar mandiri, bertanggung jawab atas kebersihan diri sendiri, serta dapat membantu tugas orangtua di rumah," tuturnya.
[Naila/trimbunjabar.id]
Viralnya Dede Sulaeman bermula ketika ia membagikan video dirinya mengajar melalui akun Instagram @de.desul.
Dalam video tersebut, Dede Sulaeman tidak sedang mengajar di luar ruang kelas seperti kebanyakan materi pembelajaran PJOK.
Sebaliknya, Dede Sulaeman mengajar di ruang kelas. Ia mengajarkan materi menyetrika sekaligus melipat baju.
Para murid pun turut mempraktikkan materi menyetrika baju dengan panduan dari Dede Sulaeman.
Baik siswa laki-laki maupun perempuan sama-sama mengerjakan materi tersebut.
Sontak, video tersebut menjadi viral dan menarik perhatian dari para warganet.
Hingga artikel ini ditulis, Selasa (11/2/2025), video viral guru PJOK mengajarkan menyetrika baju tersebut sudah dilihat lebih dari 2,8 juta kali.
Banyak yang menilai bahwa materi tersebut sangatlah inovatif dan berguna bagi kehidupan para murid telak.
Warganet juga memuji Dede Sulaeman yang melawan stigma pekerjaan domestik hanyalah untuk perempuan. Melainkan, sebuah keterampilan hidup yang harus dimiliki semua orang.
Lantas, siapakah sosok Dede Sulaeman?
Dilansir dari Kompas.com, Dede Sulaeman adalah guru PJOK di SD Negeri Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dede adalah satu-satunya guru PJOK di sekolah tersebut sehingga memang kelas 1 sampai 6.
Ia adalah alumni Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah menggeluti profesi sebagai guru PJOK sejak tahun 2014.
Banyak yang menilai bahwa materi tersebut sangatlah inovatif dan berguna bagi kehidupan para murid telak.
Warganet juga memuji Dede Sulaeman yang melawan stigma pekerjaan domestik hanyalah untuk perempuan. Melainkan, sebuah keterampilan hidup yang harus dimiliki semua orang.
Lantas, siapakah sosok Dede Sulaeman?
Dilansir dari Kompas.com, Dede Sulaeman adalah guru PJOK di SD Negeri Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dede adalah satu-satunya guru PJOK di sekolah tersebut sehingga memang kelas 1 sampai 6.
Ia adalah alumni Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah menggeluti profesi sebagai guru PJOK sejak tahun 2014.
Pada tahun 2022, Dede Sulaeman mengikuti program Guru Penggerak yang menjadi modal pelatihan untuk mengenmbangkan metode pembelajaran unik bagi murid-muridnya.
Motivasi utama Dede Sulaeman memberikan materi pembelajaran unik ini yakni ingin membekali murid-muridnya keterampilan hidup.
"Harapan saya, anak-anak tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga memiliki keterampilan hidup yang berguna bagi masa depan mereka," kata Dede Sulaeman, Senin (10/2/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Kemandirian harus dilatih sejak dini," tambah dia.
Selain itu, Dede Sulaeman juga ingin mengubah pandangan masyarakat mengenai guru PJOK yang selama ini identik dengan aktivitas olahraga di lapangan.
"Pada prinsipnya, saya ingin mengajar murid-murid dengan cara yang menarik, menyenangkan, dan tentunya bermakna bagi mereka," ujarnya.
Sejak menjadi Guru Penggerak, program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, cara pandangnya terhadap metode pembelajaran berubah drastis.
Ia pun mulai memikirkan serta merancang strategi untuk mengimplementasikan elemen-elemen dalam kurikulum dalam tugasnya sebagai guru PJOK.
Cara Mengajar
Dalam materi pembelajaran ini, Dede Sulaeman terlebih dulu memberikan penjelasan mengenai setrika.
"Saya jelaskan jika alat ini dapat mengubah arus tenaga listrik menjadi panas sehingga harus berhati-hati saat menggunakannya," kata Dede.
Jumlah setrika yang terbatas membuat para murid rela mengantre untuk mencoba menyetrika baju, sebuah pengalaman baru yang menantang bagi mereka.
"Tak lupa juga diajarkan cara mengambil baju dari lemari agar tetap rapi. Rak di kelas ini saya modifikasi agar menyerupai lemari anak-anak di rumah," ujarnya.
Dede juga menyebutkan bahwa banyak anak yang belum pernah menggunakan setrika sebelumnya.
"Karenanya, disimulasikan dulu tanpa aliran listrik supaya motorik mereka terbiasa," ucapnya.
Dede menjelaskan bahwa metode pembelajaran ini merupakan pengembangan dari capaian pembelajaran pada elemen hidup sehat.
"Saya sengaja memilih materi tentang menjaga kebersihan pakaian agar anak-anak lebih peduli terhadap kesehatannya, khususnya melalui pakaian yang mereka kenakan," kata Dede.
Tuai Apresiasi
Dede bersyukur karena lingkungan sekolah mendukung penuh metodenya, mulai dari kepala sekolah, rekan sejawat, peserta didik, hingga orang tua murid.
"Alhamdulillah, orang tua murid senang dengan metode ini. Mereka mengatakan, anak-anaknya menjadi lebih rajin dan bertanggung jawab di rumah," katanya.
Dengan semangat untuk terus berinovasi, Dede berkomitmen untuk menciptakan terobosan baru dalam metode pembelajaran.
"Jika metode yang saya terapkan ini mendapat apresiasi dari masyarakat, tentu hal itu menjadi motivasi bagi saya untuk terus berinovasi dalam menciptakan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi peserta didik," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Cinyawar, Ernawati juga mengapresiasi dedikasi Dede Sulaeman dalam mengajar.
Terlebih, metode pembelajaran yang diterapkan Dede menjadi perhatian publik dan diapresiasi sebagai langkah positif di dunia pendidikan.
"Bangga, berarti guru kami telah berusaha dan berhasil dengan metode pembelajaran yang membuat anak-anak senang serta bermakna bagi mereka," ucap Ernawati, Senin.
Sebagai pimpinan, Ernawati mendukung penuh langkah gurunya ini dan berharap metode ini dapat diadopsi oleh guru lain.
"Karena anak-anak jadi belajar mandiri, bertanggung jawab atas kebersihan diri sendiri, serta dapat membantu tugas orangtua di rumah," tuturnya.
[Naila/trimbunjabar.id]
0 Comments