CIANJUR NEWS – Info terbaru jumlah siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur yang diduga menjadi korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG), bertambah menjadi 55 orang.
Namun berdasarkan informasi yang dihimpun beritacianjur.com, dari total siswa yang mengalami gejala keracunan dan sempat dirawat di rumah sakit, kini sebagian besar sudah berangsur normal. Hanya tersisa 5 siswa yang masih harus dirawat di Rumah Sakit Umum Bhayangkara Cianjur.
“Iya terakhir ada 55 siswa yang terdata alami keracunan. Namun kini sudah ada yang pulang ke rumahnya, hanya ada 5 orang saja yang harus dirawat sampai saat ini,” ujar Wakil Kepala Bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudin saat dikonfirmasi, Selasa (22/4/2025).
Ia menjelaskan, dari total puluhan korban tersebut tidak seluruhnya dirawat di rumah sakit, karena terdapat beberapa wali kelas yang melapor jika muridnya memutuskan untuk dirawat di puskesmas dan di rumahnya masing-masing.
“Selain ada siswa yang dirawat di rumah sakit, kami juga mendapatkan laporan jika terdapat sebagian siswa yang dirawat di puskesmas bahkan di rumahnya. Bahkan kami juga berkomunikasi dengan para orang tua siswa,” jelasnya.
Menurutnya, walaupun sekolahnya tengah menghadapi situasi tersebut, kegiatan belajar mengajar (KBM) masih tetap dilakukan. Namun khusus untuk para siswa yang masih merasakan gejala keracunan, untuk sementara diliburkan sementara selama kondisi kesehatannya kembali pulih.
“Jadi untuk menjaga kondisi siswa yang menjadi korban keracunan, kami liburkan sementara agar membantu mempercepat kondisi kesehatan mereka pulih kembali,” imbuhnya.
Rahman menuturkan, dengan situasi yang sampai saat ini masih belum dapat dipastikan sudah kembali normal, pihaknya masih melakukan pemantauan langsung melalui setiap wali kelas, karena dikhawatirkan adanya siswa yang menyusul menjadi korban keracunan.
“Jadi kami masih siaga sampai saat ini, melalui laporan dari setiap wali kelas untuk memantau langsung siswanya, karena takutnya ada siswa yang baru terasa gejalanya,” imbuhnya.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya meminta adanya evaluasi untuk ke depannya terkait kualitas hidangan MBG, jika memang program tersebut akan kembali diterapkan.
Walaupun memang belum terbukti penyebabnya karena MBG, sambung dia, namun untuk belajar dari situasi saat ini, pihak sekolah akan lebih ekstra lagi untuk memastikan hal serupa tidak kembali terjadi menimpa para siswanya.
“Jika memang nanti kembali dilanjutkan programnya, kami meminta adanya evaluasi lagi ke depannya, terutama dalam kualitas makanan,” pungkasnya. [Arifin/BERITA CIANJUR.COM]
0 Comments