Siswa di Jabar Keracunan Makanan Program MBG, Dedi Mulyadi Tegaskan Ini Urusan Nasional

 CIANJUR NEWS – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengomentari ratusan pelajar di Cianjur, Bandung, dan Tasikmalaya, yang keracunan usai mengonsumsi menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dedi menyebut, persoalan ini bukan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melainkan tanggung jawab pemerintah pusat. "Ranahnya ranah pemerintah pusat," ujar Dedi dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (2/5/2025). Persoalan ini sudah ditangani pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar.

Muhaimin Iskandar, kata dia, telah meminta Kementerian Kesehatan melakukan audit dan pemeriksaan menyeluruh. "Pak Muhaimin Iskandar sudah menyampaikan agar Kementerian Kesehatan melakukan pemeriksaan dan audit, kan sudah menyampaikan," ujar Dedi.

Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 165 siswa di Cianjur dilaporkan mengalami keracunan pada 21 April 2025. Selanjutnya, insiden serupa menimpa 324 pelajar SMPN 35 Kota Bandung pada Selasa (29/4/2025).

Sementara itu, di Tasikmalaya, Dinas Pendidikan mencatat sekitar 400 pelajar dari berbagai jenjang, mulai dari TK, SD, hingga SMP, mengalami gejala serupa usai mengonsumsi menu MBG di wilayah Kecamatan Rajapolah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Dadan Wardana menyampaikan, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk mengecek langsung kejadian. "Sementara kami mendapat informasi sekitar 400 orang yang tercatat. Itu memang kami sudah menurunkan tim ke lapangan dan mengkroscek tentunya bersama dengan kecamatan yang sebenarnya terjadi itu apa," kata Dadan saat menghadiri peringatan Hardiknas di Setda Kabupaten Tasikmalaya. Meski begitu, Dadan menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan untuk memastikan penyebab keracunan massal tersebut. "Tentu kita menunggu hasil lab dan butuh waktu. Karena sample makanan sudah dibawa untuk dilakukan pengujian," ujarnya. Menurut Dadan, sebagian siswa mengalami diare ringan dan kondisinya sudah tertangani. Ia mengingatkan agar publik tidak langsung menyimpulkan penyebab insiden ini tanpa bukti kuat. "Iya betul dan ada beberapa siswa mengalami diare, dan tidak parah. Tentunya ini merupakan pembelajaran atas kejadian di lapangan," tuturnya. "Kita tetap kroscek dulu, tidak serta merta men-justice kejadian itu dari makan ini. Karena, ratusan anak ini bukan hanya di SMP, ada TK dan SD juga," tambahnya. [Arifin/Kompas.Com]

Post a Comment

0 Comments