CIANJUR NEWS – Permasalahan sampah di lingkungan pasar masih menjadi isu yang krusial. Selain mengganggu kenyamanan, keberadaan sampah juga dapat menjadi sumber berbagai penyakit. Terutama di pasar, di mana limbah organik seperti sisa sayur, buah-buahan, dan ikan mendominasi. Jenis sampah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat dengan cepat membusuk dan menyebarkan bau tidak sedap. Namun, pemandangan di Pasar Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menunjukkan perubahan yang positif. Di balik hiruk-pikuk aktivitas jual beli, terdapat satu sudut kecil yang berfungsi sebagai pusat transformasi besar, yaitu tempat budidaya maggot. Larva lalat Black Soldier Fly (BSF) dikenal sangat rakus dan mampu mengolah sampah organik secara efisien.
Program budidaya maggot ini baru berjalan selama lebih dari sebulan, tetapi dampaknya sudah sangat terasa. Setiap hari, sekitar 75 persen sampah organik pasar dapat dimanfaatkan oleh maggot.
Inisiatif ini bukan hanya mengurangi volume sampah yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga menghasilkan larva yang bernilai ekonomi tinggi sebagai pakan ikan dan unggas. Bahkan, sisa dari pengolahan maggot digunakan sebagai pupuk kompos. "Setiap hari, pasar menghasilkan dua hingga tiga ton sampah, sebagian besar berupa limbah organik yang cepat membusuk," ungkap Kepala UPTD Pasar Ciranjang, Heru Haerul Hakim, kepada Kompas.com, Jumat (16/5/2025). Dari total sampah tersebut, sekitar satu hingga dua ton dapat diolah melalui budidaya maggot.
Maggot dikenal sebagai agen dekomposer alami yang sangat efisien. Dengan metode yang sederhana, Heru dan tim K5 (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, dan Kenyamanan) mengolah limbah sayur, buah, dan ikan ke dalam bak fermentasi tempat ribuan maggot tumbuh. [Arifin/Kompas.Com]
0 Comments