Cianjur - Gunung Gede Pangrango menjadi salah satu gunung yang kerap menjadi tujuan pendakian, terutama bagi para pendaki pemula. Selain pemandangan alamnya yang memikat, Gunung gede juga menjadi tempat yang sakral untuk warga Cianjur lantaran dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Raden Eyang Suryakancana.
Dikutip dari www.gedepangrango.org, secara geografis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak antara 106º51`-107º02`BT dan 6º41`-6º51` LS. Secara administratif Taman Nasional ini berada di antara tiga wilayah yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur dengan total luasan 24.270,80 hektare.
Bagi warga di kaki gunung, tepatnya untuk warga Kabupaten Cianjur, Gunung Gede Pangrango juga menjadi tempat yang sakral. Pasalnya dipercaya di kawasan puncak Gunung Gede merupakan Kerajaan gaib tempat bersemayamnya sosok Raden Eyang Suryakancana.
Tempat bersemayamnya Eyang Suryakencana yang dipercaya merupakan sosok keturunan pendiri Cianjur tersebut dinamai dengan Alun-alun Suryakencana. Lokasi tersebut kerap dijadikan tempat camping bagi para pendaki.
Terlepas dari mitos atau kepercayaan tersebut, Gunung Gede Pangrango yang pertama ditetapkan sebagai Cagar Alam pada 1889 ini memiliki peranan penting dalam Sejarah konservasi dan penelitian botani, mengingat terdapat keanekaragaman tanaman dan hewan di dalamnya.
Bahkan Gunung Gede Pangrango juga menjadi tempat tinggalnya Elang Jawa yang kerap dikaitkan sebagai symbol negara yakni Burung Garuda.
Gunung Gede yang memiliki tinggi 2.958 Mdpl ini menjadi tujuan favorit bagi para pendaki, terutama mereka yang pemula. Tercatat dari 2020-2024, ada lebih dari 150 ribu pendaki yang naik ke Gunung Gede Pangrango.
"Pada 2020 ada 13 ribu pendaki, pada 14 ribu pendaki di 2021, 13 ribu pendaki di 2022, 54 ribu pendaki di 2023, dan terbanyak pada tahun lalu yakni mencapai 61 ribu pendaki. Itu hanya pendaki dalam negeri, untuk pendaki asing dari 2020 hingga 2024 tercatat jumlahnya mencapai 623 pendaki asing," ujar Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Agus Deni, Rabu (11/2/2025).
Terdapat tiga jalur pendakian menuju puncak Gunung Gede Pangrango, yakni via Cibodas, Gunung Putri, dan Salabintana.
"Yang paling banyak dilalui yakni via Gunung Putri," kata dia.
Dia mengatakan berbagai peraturan diterapkan untuk menjaga lingkungan gunung gede tetap asri dan demi keselamatan para pendaki itu sendiri.
"Tentu beragam peraturan, seperti tidak menyalakan api unggun, tidak membuang sampah sembarangan, dan membawa perlengkapan yang standar itu untuk kepentingan semua pihak. Alam terjaga dan pendaki bisa naik serta turun lagi dengan selamat," pungkasnya.
[Naila/detikjabar]
Dikutip dari www.gedepangrango.org, secara geografis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak antara 106º51`-107º02`BT dan 6º41`-6º51` LS. Secara administratif Taman Nasional ini berada di antara tiga wilayah yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur dengan total luasan 24.270,80 hektare.
Bagi warga di kaki gunung, tepatnya untuk warga Kabupaten Cianjur, Gunung Gede Pangrango juga menjadi tempat yang sakral. Pasalnya dipercaya di kawasan puncak Gunung Gede merupakan Kerajaan gaib tempat bersemayamnya sosok Raden Eyang Suryakancana.
Tempat bersemayamnya Eyang Suryakencana yang dipercaya merupakan sosok keturunan pendiri Cianjur tersebut dinamai dengan Alun-alun Suryakencana. Lokasi tersebut kerap dijadikan tempat camping bagi para pendaki.
Terlepas dari mitos atau kepercayaan tersebut, Gunung Gede Pangrango yang pertama ditetapkan sebagai Cagar Alam pada 1889 ini memiliki peranan penting dalam Sejarah konservasi dan penelitian botani, mengingat terdapat keanekaragaman tanaman dan hewan di dalamnya.
Bahkan Gunung Gede Pangrango juga menjadi tempat tinggalnya Elang Jawa yang kerap dikaitkan sebagai symbol negara yakni Burung Garuda.
Gunung Gede yang memiliki tinggi 2.958 Mdpl ini menjadi tujuan favorit bagi para pendaki, terutama mereka yang pemula. Tercatat dari 2020-2024, ada lebih dari 150 ribu pendaki yang naik ke Gunung Gede Pangrango.
"Pada 2020 ada 13 ribu pendaki, pada 14 ribu pendaki di 2021, 13 ribu pendaki di 2022, 54 ribu pendaki di 2023, dan terbanyak pada tahun lalu yakni mencapai 61 ribu pendaki. Itu hanya pendaki dalam negeri, untuk pendaki asing dari 2020 hingga 2024 tercatat jumlahnya mencapai 623 pendaki asing," ujar Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Agus Deni, Rabu (11/2/2025).
Terdapat tiga jalur pendakian menuju puncak Gunung Gede Pangrango, yakni via Cibodas, Gunung Putri, dan Salabintana.
"Yang paling banyak dilalui yakni via Gunung Putri," kata dia.
Dia mengatakan berbagai peraturan diterapkan untuk menjaga lingkungan gunung gede tetap asri dan demi keselamatan para pendaki itu sendiri.
"Tentu beragam peraturan, seperti tidak menyalakan api unggun, tidak membuang sampah sembarangan, dan membawa perlengkapan yang standar itu untuk kepentingan semua pihak. Alam terjaga dan pendaki bisa naik serta turun lagi dengan selamat," pungkasnya.
[Naila/detikjabar]
0 Comments